Jumat, 11 Mei 2012

Geng Motor

Bagaimana kabarnya dengan geng motor sekarang ini ya? Sepertinya akhir-akhir ini sudah jarang ada kabar besar tentang kebrutalan geng-geng jalanan ini, semoga saja keadaan ini tetap terjaga sampai di masa depan nanti, Anda setuju? Jangan sampai masyarakat yang mana juga merupakan pengguna jalan umum, menjadi resah ketika mereka sedang berada di jalanan karena keberadaan geng motor di era sekarang sudah mengalami kebrutalan.

Melihat sekilas tentang dunia geng motor dari beberapa sumber, sepertinya memang perhelatan di dalam dunia geng motor memang tidak mudah, ada banyak sekali masalah di dalam dunia motot liar tersebut. Masalahnya tidak hanya datang dari aksi-aksi yang mereka perbuat, tetapi juga berasal dari dalam keorganisasian suatu geng motor itu sendiri. Tapi anehnya, kenapa masih banyak generasi muda yang joinan sama mereka ya?

Setelah saya membaca berbagai artikel geng motor, ternyata salah satu alasan kenapa sekarang ini ada banyak generasi muda yang joinan sama preman jalanan ini adalah karena biasanya ada suatu kesamaan diantara masing-masing anggotanya. Seperti misalnya kesamaan hobi atau berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh generasi muda tersebut, karena mereka membutuhkan dukungan maka tidak heran jika joinandengan geng motor untuk mengurangi beban permasalahan yang mereka hadapi.

Tapi yang menjadi pusat perhatian saya mengenai geng motor ini adalah, tentang kenapa mereka masih dan terus saja menambah permasalahan dalam kehidupan setiap anggotanya? Apakah ada keuntungan tersendiri ketika geng motor ini melakukan berbagai aksi kebrutalan di jalanan? Dan apakah dari geng motor ini mereka tidak memikirkan akan nasib masa depan mereka? Ini benar-benar membuat saya penasaran.

Tentu kita sudah sering mendengar kabar tentang berbagai aksi kebrutalan dari geng-geng motor yang ada sekarang ini, tidak jarang ada saja nyawa yang melayang sia-sia karena aksi-aksi brutal mereka, sebenarnya apa sih yang sedang mereka pikirkan ketika itu? Hanya agar terlihat keren atau kuat, apakah itu tujuan geng motor yang ada sekarang ini?

Tapi jika kita mau sedikit berpikir, apakah dari terlihat keren atau kuat tersebut kita bisa menjadi lebih aman? Pernah dengar kalimat: “Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya”? Bukankah jika kita semakin terlihat keren atau kuat dengan joinan geng motor justru semakin banyak juga masalah yang kita hadapi, terlebih geng motor merupakan suatu kelompok yang berani melawan hukum, itu berarti sama saja kita menjadi seorang ‘buronan’, kalau begitu mana hidup kita bisa tenang?

Sampai kapan pun, jika suatu geng motor masih tetap saja berani melawan hukum, maka selama itu juga geng tersebut merupakan musuh! Memangnya siapa sih yang ingin hidupnya ada banyak musuh? Bukankah lebih baik jika kita mempunyai lebih banyak kawan? Karena dengan kawan kita bisa hidup sesuai apa yang kita inginkan dan juga sesuai dengan ‘etika’ kehidupan yang ada, yang mana juga akan membuat orang lain lebih tenang.

Kita boleh saja membuat suatu perkumpulan di dunia motor, tapi jika dari perkumpulan tersebut hanya untuk merusak seperti yang dilakukan oleh geng motor, maka siap-siap saja perkumpulan Anda itu ‘digusur’. Tidak mau kan jika sudah capek-capek ngumpulin masa, tapi pada akhirnya digusur juga?

Jadi kalau memang tidak ingin punya banyak masalah, tidak usahlah joinan sama geng motor, karena ketika kita sudah memasuki dunia tersebut maka kita juga sudah membuat suatu permasalahan baru. Untuk itu, buatlah geng motor yang bermanfaat saja untuk orang lain, karena ketika kita memberikan kebaikan kepada orang lain, maka di masa depan nanti kita pasti akan menerima kebaikan pula.


http://www.iprasblog.com/dunia-geng-motor-itu-berat-serta-banyak-masalah/588

Menurut saya,
Sebenarnya perkumpulan itu baik asal didasarkan dengan hal-hal positif dan tingkah laku yang bermoral, karena dengan adanya hal-hal tersebut, perkumpulan / geng tersebut akan terbawa kehal yang benar. tetapi sudah terlalu banyak geng-geng motor yang menyalagunakan arti dari suatu perkumpulan yang mempunyai hoby yang sama.

Sunda Land





Menurut Teori Antropologi, Bangsa Melayu berasal dari percampuran dua bangsa, yaitu Proto Melayu danDeutero Melayu. Proto Melayu adalah ras Mongoloid, diperkirakan bermigrasi ke Nusantara sekitar tahun 2500-1500 SM, kemungkinan mereka berasal dari daerah : Provinsi Yunnan di selatan Cina, New Guinea atau Kepulauan Taiwan.
Sementara Bangsa Deutero Melayu berasal dari dataran Asia Tengah dan Selatan, yang datang ke Nusantara pada sekitar tahun 300 SM. Diperkirakan kedatangan Deutero Melayu membawa pengaruh budaya India yang kuat dalam sejarah Nusantara dan Asia Tenggara.
Proto Melayu dan Sundaland
Sebagaimana kita pahami bersama, setelah terjadi Peristiwa Bencana Nabi Nuh pada sekitar tahun 11.000 SM (13.000 tahun yang lalu), semua peradaban di bumi hancur dan yang tinggal hanya Keluarga Nabi Nuh beserta pengikutnya.
Sekelompok pengikut Nabi Nuh yang selamat, kemudian membangun peradaban di kawasan Sundaland. Di kemudian hari, di sekitar Sundaland menjadi sebuah Pusat Peradaban, yang dikenal sebagai Peradaban Atlantis.
Pada sekitar tahun 9.600 SM, menurut catatan PlatoPeradaban Atlantis ini hancur dilanda banjir. Penduduk Atlantis berpencar ke seluruh penjuru bumi. Mereka kemudian menjadi leluhur bangsa-bangsa di Asia Timur, seperti ras Mongoloid dan Altai (Sumber : Menyoal Asal-usul Identitas Bangsa Melayu dan Patung Sphinx, Bukti Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun yang silam).
Setelah situasi di Nusantara dirasakan cukup tenang, ada sekelompok kecil dari bangsa Atlantis yang mulai “pulang kampung”. Dan pada puncaknya, mereka datang dalam jumlah besar, pada sekitar tahun 2.500 SM – 1.500 SM. Mereka ini kemudian dikenal sebagai bangsa Proto Melayu.
Teori Out of Sundaland
Keberadaan Peradaban di Sundaland, dikemukakan Profesor Aryso Santos dari Brasil, melalui bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitive Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Di dalam bukunya itu, Profesor Santos menyatakan, Sundaland adalah benua Atlantis, yang disebut-sebut Plato di dalam tulisannya Timeus dan Critias.
Sebelumnya pada tahun 1998, Oppenheimer menerbitkan buku berjudul,”Eden in the East : The Drowned Continent of Southeast Asia”. Secara singkat, buku ini mengajukan tesis bahwa Sundaland pernah menjadi suatu kawasan berbudaya tinggi, tetapi kemudian tenggelam, dan para penghuninya mengungsi ke mana-mana (out of Sundaland), yang pada akhirnya menurunkan ras-ras baru di bumi.
Hipotesis ini ia bangun berdasarkan penelitian atas geologi, arkeologi, genetika, linguistk, dan folklore ataumitologi. Berdasarkan geologi, Oppenheimer mencatat bahwa telah terjadi kenaikan permukaan laut dengan menyurutnya Zaman Es terakhir. Laut naik setinggi 500 kaki pada periode 14.000-7.000 tahun yang laludan telah menenggelamkan Sundaland. Arkeologi membuktikan bahwa Sundaland mempunyai kebudayaan yang tinggi sebelum banjir terjadi. Kenaikan permukaan laut ini telah menyebabkan manusia penghuni Sundalandmenyebar ke mana-mana mencari daerah yang tinggi.
Dukungan bagi hipotesis Oppenheimer (1998), datang dari sekelompok peneliti arkeogenetika yang sebagian merupakan rekan sejawat Oppenheimer. Kelompok peneliti dari University of Oxford dan University of Leeds ini mengumumkan hasil peneltiannya, melalui jurnal berjudul “Molecular Biology and Evolution” edisi Maret dan Mei 2008, yakni pada makalah berjudul “Climate Change and Postglacial Human Dispersals in Southeast Asia” (Soares et al., 2008) dan “New DNA Evidence Overturns Population Migration Theory in Island Southeast Asia” (Richards et al., 2008).
Richards et al. (2008) berdasarkan penelitian DNA menantang teori konvensional saat ini bahwa penduduk Asia Tenggara (Filipina, Indonesia, dan Malaysia) datang dari Taiwan 4000 (Neolithikum) tahun yang lalu. Tim peneliti menunjukkan justru yang terjadi adalah sebaliknya, bahwa penduduk Taiwan berasal dari penduduk Sundaland, yang bermigrasi akibat Banjir Besar di Sundaland.
Ciri garis-garis DNA menunjukkan penyebaran populasi pada saat yang bersamaan dengan naiknya permukaan laut di wilayah ini, dan juga menunjukkan migrasi ke Taiwan, ke timur (New Guinea dan Pasifik), dan ke barat (daratan utama Asia Tenggara), terjadi dalam masa sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Sementara itu Soares et al. (2008) menunjukkan bahwa haplogroup E (Note : mungkin yang dimaksud haplogroup O), yang merupakan komponen penting dalam keanekaragaman mtDNA (DNA mitokondria), secara dramatik tiba-tiba menyebar ke seluruh pulau-pulau Asia Tenggara pada periode sekitar awal Holosen, pada saat yang bersamaan dengan tenggelamnyaSundaland menjadi laut-laut Jawa, Malaka, dan sekitarnya.
Lalu komponen ini mencapai Taiwan dan Oseania, pada sekitar 8.000 tahun yang lalu. Ini membuktikan bahwa global warming dan sea-level rises pada ujung Zaman Es 14.000–7.000 tahun yang lalu, sebagai penggerak utama human diversity di wilayah ini (Sumber : mail-archive).

Sumber :
http://kanzunqalam.wordpress.com/2011/03/09/sejarah-melayu-teori-sundaland-dan-naskah-wangsakerta/


Menurut saya ,
Sejarah akan sunda land merupakan sejarah yang memiliki beberapa misteri-misteri yang sampai saat ini beberapa orang mencari kebenarannya yang secara nyata.

Atlantis Land

Pada catatan Timeus disebutkan bahwa Atlantis adalah sebuah negara kepulauan yang dimana kekuasaan daerah Atlantis seluas Libya ditambah Asia Kecil. Negara Atlantis berada di sebuah pulau yang menguasai pulau-pulau lain dan sebagian benua. Jadi menurut rakyat jelata bukan pulau yang di tempati negara Atlantis yang luas tapi luas kekuasaannya seperti halnya Majapahit pada abad ke 13. Majapahit di jamannya hanya seluas jawa timur + jawa tengah + Madura tetapi kerajaan-kerajaan yang tunduk di bawah kekuasaan majapahit bila di gabungkan sebesar nusantara + malaysia + filipina +thailand.
Bila kita lihat dari hasil gambaran jaman es ketika paparan sunda belum tenggelam, masih menunjukkan area yang patut di duga negeri Atlantis berupa benua Asia berbatasan dengan pulau-pulau besar seperti sulawesi, gabungan irian + australia serta kepulauan filipina, gambaran geografis tersebut menunjukkan bahwa di area itu merupakan geografis kepulauan.

Plato menyebutkan Athena berperang dengan raja-raja Atlantis, berarti ada gabungan dari beberapa kerajaan yang sedang berperang dengan Athena. Berarti perang yang terjadi mirip seperti perang troya yang memunculkan legenda kuda troya, dimana kerajaan troya di keroyok oleh gabungan kerajaan-kerajaan di Yunani tetapi menggunakan satu bendera. Jadi ada kemungkinan Athena dalam suasana akan diserang oleh kerajaan-kerajaan yang bergabung dalam bendera ATLANTIS

Atlantis hancur karena bencana, bila kita baca dari catatan tersebut ada hujan lebat di iringi gempa bumi dan kemudian muncullah air bah. Kejadian tersebut mirip dengan catatan mengenai letusan Krakatau Purba yang diambil dari sebuah teks Jawa Kuno yang berjudul Pustaka Raja Parwa : Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara.Ada pula goncangan bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula, Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatera ( Letusan Gunung Krakatoa Purba ). Tulisan mengenai letusan gunung krakatau purba berasal dari abad ke 4 ( empat ) tetapi apakah tulisan ini menggambarkan kejadian abad ke 4 (empat) atau menceritakan kejadian masa lampau yang telah lama terjadi bagaimana sumatra dan jawa bisa terpisah. Letusan gunung Krakatau juga pernah terjadi pada jaman es dan letusan krakatau di tambah gunung toba merupakan salah satu faktor yang patut di duga menimbulkan berakhirnya jaman es ( abad 6 SM ). Plato menceritakan berakhirnya era Atlantis karena bencana setelah terjadi 9000 tahun kalender mesir (6 SM), apakah tulisan jawa kuno itu juga menceritakan sesuatu yang telah berlalu lama mengenai terpisahnya jawa dan sumatra. Karena paparan sunda dan selat sunda yang yang masih berupa daratan akhirnya tenggelam pada masa berakhirnya jaman es. Pada saat tersebut jawa, sumatra, semanjung malaysia kalimantan masih bergabung dengan benua asia( paparan sunda ) sedangkan irian dan Auatralia menjadi satu daratan.

Banyak sejarahwan yang masih meragukan keberadaan Atlantis di kawasan Paparan Sunda karena tidak banyak bukti sejarah berupa artefak, bangunan dan bukti fisik lainnya yang menunjukkan bahwa peradaban di asia tenggara pernah begitu maju di jamannya. Sebetulnya apabila menggunakan logika terbalik, dimana Atlantis itu paparan Sunda yang tenggelam berarti bukti-bukti sejarah itupun ikut tenggelam. Apabila di cari di daratan yang masih tersisa maka yang di temukan adalah peradaban yang berkembang setelahnya, karena banyak peradaban berkembang di dunia berada di area yang dekat pesisir /sungai (tidak jauh dari pantai / sungai). Sedangkan area pesisir itu sekarang menjadi lautan yang di kenal laut jawa. Berarti untuk menemukan bekas-bekas Atlantis yang di duga di paparan sunda maka laut jawa harus di teliti.

Ketika saya berdialog dengan beberapa teman mengenai Atlantis patut di duga berada di paparan sunda, mereka tidak percaya karena masyarakat dari sisa daratan paparan sunda yang tidak tenggelam seperti Jawa, Sumatra, Semenanjung Melayu,dan Kalimantan menunjukkan bercirikan agraris. Sebetulnya banyak individu lupa akan lagu nenek moyang ku seorang pelaut dan relief kapal candi borobudur, bahkan “Buku “Penjelajah Bahari, Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika”, karya Robert Dick-Read, terbitan Mizan (juni 2008), membawa angin segar terhadap bukti-bukti arkeologis tentang peranan pelautIndonesia kuno dalam memajukan perdagangan dunia. 4000 tahun lalu, jejak pelautIndonesia terekam di kerajaan Mesir, Fir’aun dinasti ke-12, Sesoteris III. Lewat data arkeolog mengenai transaksi Mesir dalam mengimpor dupa, kayu eboni, kemenyan, gading, dari daratan misterius tempat “Punt” berasal. Meski dukungan arkeologis sangat kurang, negeri “Punt” dapat diidentifikasi setelah Giorgio Buccellati menemukan wadah yang berisi benda seperti cengkih di Efrat tengah. Pada masa 1.700 SM itu, cengkih hanya terdapat di kepulauan Maluku, Indonesia. Dengan ditemukannya sisa-sisa kambing di situs pemukiman Pulau Timor, menjadi bukti perdagangan pelaut Austronesia dengan Timur tengah dan kemungkinan kuat menggunakan kano atau perahu untuk pengangkutannya. Dimana pelaut-pelaut nusantara telah lama mengarungi lautan dan menemukan pulau-pulau eksotis, seperti Kilwa, Lamu, dan Zanzibar, madagaskar, tanjung harapan jauh sebelum bangsa Arab ataupun Shirazi. Bahkan orang jawa terkenal dengan kapal besar / bahtera berbobot 1000 ton yg dipanggil jung (jenis kapal ini punah stelah Belanda memonopoli perdagangan dan melakukan penjajahan), kapal jung ini menjadi dekap kagum bangsa portugis karena kapal laut terbesar mereka bagaikan bukan kapal laut bila di sandingkan dengan bahtera kapal jung bangsa jawa. Semasa keemasan Sriwajaya, ada pengangkutan emas dari Afrika ke Sumatraitu kenapa sumatra dikenal dengan SwarnaDwipa. Pelaut Indonesia juga berhubungan erat dengan kerajaan Romawi dan Yunani Kuno, dengan sebuah pertanyaan ganjil, mengapa rempah-rempah berupa kayu manis (cassia) atau Cinnamun dan lada bisa sampai ke mediterania setelah pemindahan muatan di Horn of Africa? Robert Dick-Read menulis dalam buku’nya”. Bangsa ini menjadi mantan bangsa pelaut karena politik penjajahan bangsa Belanda yang memonopoli perdagangan dengan hanya kapal Belanda yang berkenan mengangkut hasil bumi.

Yang rakyat jelata bayang-bayangkan ini bukan fakta sejarah mengenai keberadaan bangsa Atlantis di paparan sunda, hanya menghubung-hubungkan dari catatan Plato dengan kharakteristik dan apa yang di ketahui rakyat jelata mengenai sejarah bangsa ini. Banyak buku yang terbit mengenai Atlantis berasal dari terawangan para pemikir terhadap catatan Plato bukan dari bukti-bukti fisik yang di temukan. Atlantis masih menjadi perdebatan di dunia, keberadaannya banyak di klaim di berbagai tempat. Biarkan waktu yang menjawab dimana keberadaannya.






sumber : http://galeriartikel2010.blogspot.com

;;